SULSEL – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto dan Azhar Arsyad (DiA), tampil dominan dalam Debat Kedua Pilgub Sulsel yang digelar Minggu kemarin.
Saat topik beralih ke masalah banjir di Makassar, Danny, yang pernah dua periode menjadi Wali Kota, menjelaskan bahwa banjir yang kerap terjadi bukanlah murni bencana alam, melainkan akibat kesalahan tata ruang yang diwariskan dari pemerintahan sebelumnya.
Danny menjelaskan bahwa saat pertama menjabat, ia terkejut menemukan sejumlah wilayah yang seharusnya berfungsi sebagai area resapan air malah dijadikan perumahan.
“Ini bukan bencana hidrometeorologi, tapi salah tata ruang. Orang mendatangi tempat air,” ujarnya menanggapi pertanyaan dari Cagub 02, Andi Sudirman.
Pernyataan tersebut memicu reaksi dari mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), dan Juru Bicara Tim Andalan Hati, Muhammad Ramli Rahim (MRR), yang menganggap Danny menyalahkan pemerintahan sebelumnya tanpa menawarkan solusi nyata.
Menanggapi ini, Asri Tadda, Juru Bicara Danny-Azhar, menyebut tudingan itu berlebihan.
“Sepanjang debat, Pak Danny tak menyebut nama siapapun. Kenapa Pak IAS dan Jubir Andalan Hati jadi baper? Ini seperti mencoba mencari isu yang tidak ada,” ujar Asri.
Menurut Asri, Danny hanya menyoroti kesalahan tata ruang tanpa menunjuk individu atau pemerintahan tertentu.
“Masalah tata ruang ini adalah warisan kebijakan, dan harus kita terima bersama. Yang terpenting sekarang adalah mencari solusi, seperti mitigasi dan adaptasi banjir.”
Asri pun mengajak semua pihak untuk meredam emosi dan menjaga suasana Pilkada tetap damai.
“Jangan membuat tuduhan tanpa dasar. Jika diteruskan, ini bisa merugikan banyak pihak, bahkan berpotensi jadi kasus pencemaran nama baik,” tegasnya.
Ia juga meminta media untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang sensitif dan tidak terbukti, agar tidak memicu permasalahan yang lebih besar.**